0

Traveloka Team

15 Jan 2020 - 5 min read

Jalan-jalan ‘Backpacking’ ke Vietnam? Kenapa Tidak!

Pantai pasir putih, lanskap yang cantik, juga sejarah yang menarik, membuat Vietnam sangat menggoda untuk dikunjungi. Sayangnya, sebagian besar orang di Indonesia masih belum menganggap Vietnam sebagai tujuan wisata yang ideal meskipun mengunjungi negara ini tergolong mudah.

Bayangkan saja,penerbangan langsung dari Jakarta menuju Ho Chi Minh Cityhanya butuh waktu sekitar 3 jam saja. Selain itu, kamu juga tidak memerlukan visa untuk liburan ke sana karena Vietnam masih termasuk anggota negara ASEAN. Negara ini juga terkenal murah, membuat saya yang waktu itu masih mahasiswa pun tidak ragu untuk merencanakan liburan ke sana.

Tidak percaya? Berikut lima hal yang saya alami dalam perjalanan backpacking di Vietnam, siapa tahu bisa menginspirasi kamu untuk liburan ke sana juga!

1. Keliling Vietnam bisa dilakukan dengan bus atau kereta api

Berbeda dengan Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, nyaris seluruh bagian dari Vietnam terletak di satu daratan yang sama. Ini membuat moda transportasi saya saat berkeliling menjadi mudah dan hemat. Saya memilih Hanoi sebagai kota pertama yang saya jelajahi. Selanjutnya, saya mengunjungi beberapa kota lain, seperti Hue, Hoi An dan Nha Trang.

Suasana French Quarter di kota Hanoi di pagi hari. (Sumber: Foto Pribadi)

Perjalanan keliling Vietnam selama kurang lebih dua minggu tersebut saya tempuh dengan open bus, tiketnya bisa kamu dapatkan dengan harga kurang lebih 60 USD dan berlaku untuk satu bulan, tapi terbatas untuk 10 kali perjalanan. Pilihan kereta api juga tersedia untuk kamu yang tidak ingin naik bus, hanya saja, harganya lebih mahal dengan waktu tempuh yang kurang lebih sama. Sedikit tips, kamu bisa menghemat bujet dengan cara memilih bus malam. Hal ini dikarenakan kamu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk penginapan karena bisa tidur di bus sepanjang malam.

Tiket open bus. (Sumber: Foto Pribadi)

Tiket open bus bisa kamu dapatkan di beragam agen wisatal ataupun hotel tempatmu menginap di Hanoi.

2. Tersesat menjadi menyenangkan

Karena akses internet yang terbatas ditambah ketidakmampuan saya berbicara bahasa Vietnam, cukup sulit untuk menemukan tempat-tempat yang ingin saya kunjungi. Meskipun demikian, momen-momen tersesat itulah yang justru membawa saya ke tempat-tempat terbaik. Contohnya, saya dan teman-teman tersesat di perjalanan saat berusaha menemukan sebuah kafe tersembunyi di Hanoi yaitu Ca Phe Pho Co. Kami tertarik mengunjungi kafe ini karena menurut beberapa sumber, kafe ini merupakan salah satu tempat yang menyajikanegg coffeeterbaik di Hanoi.Egg coffeesendiri merupakan minuman yang terbuat darikopi dan telur mentah yang dikocok hingga berbusa. Kopi ini bisa disajikan dalam keadaan panas atau dingin, sesuai keinginanmu.

Penampakan egg coffee yang legendaris. (Sumber: Foto Pribadi)

Di Hoi An, saya juga sempat tersesat saat sedang jalan-jalan di malam hari. Tanpa disangka, saya malah menemukan area tepi sungai cantik yang dihiasi banyak lentera.

Jalan-jalan di Hoi An dihiasi banyak lentera yang terlihat sangat cantik di malam hari. (Sumber: Foto Pribadi)

3. Kembali ke masa lalu di Hue Citadel

Kota Hue merupakan salah satu kota paling berperan dalam sejarah Vietnam karena dulunya merupakan ibu kota Vietnam di era dinasti Nguyen. Saya tertarik mengunjungi Hue karena di kota ini terdapat Citadel atau Imperial City, yang merupakan pusat pemerintahan di abad ke-19. Di kota yang termasuk dalam situs warisan dunia UNESCO ini, kamu dapat berkeliling melihat bangunan istana, kuil, bahkan menikmati pertunjukan musik tradisional. Menariknya lagi, kamu juga bisa masuk ke beberapa paviliun untuk melihat tempat tinggal anggota kerajaan Vietnam di masa lalu.

Pemandangan seluruh komplek Hue Citadel. (Sumber: Foto Pribadi)

Baca jugaHo Chi Minh City: Tips Setibanya di Bandara untuk “Backpacker”
-

Pertunjukan musik di dalam Hue Citadel. (Sumber: Foto Pribadi)

Salah satu paviliun tempat tinggal anggota keluarga kerajaan Vietnam. (Sumber: Foto Pribadi)

4. Keindahan lanskap yang mengagumkan

Punya keinginan menginjakkan kaki di padang pasir tapi belum memungkinkan untuk ke Afrika atau Timur Tengah? Vietnam punya padang pasir luas, yaitu Mui Ne. Saya sempat kaget saat menyadari bahwa bus yang saya tumpangi dari Hoi An ke Nha Trang ternyata berada di tengah-tengah padang pasir. Inilah pengalaman saya yang pertama berada di tengah padang pasir, sesuatu yang belum pernah saya temukan sebelumnya di Indonesia.

Penampakan Mui Ne yang memukau. (Sumber: Foto Pribadi)

Di Indonesia, saya sering melihat matahari terbenam di pantai tapi baru di Vietnam saya menyaksikan pemandangan matahari terbenam dengan latar belakang sungai dan sawah, serta sayup-sayup lagu pop Vietnam yang terdengar dari kafe di seberang jalan. Sungguh menyenangkan rasanya.

Pemandangan matahari terbenam di sungai di dekat pantai Ang Bang. (Sumber: Foto Pribadi)

5. Kuliner Vietnam adalah salah satu yang terbaik di dunia

Sebelum tiba di Vietnam, pengetahuan saya tentang kuliner khas negara ini sangat terbatas. Tentu saja, saya sudah pernah mencobaVietnamese spring rollstetapi tidak paham betapa nikmatnya masakan Vietnam yang lain, sampai saya mencobaphosesaat setelah mendarat di Hanoi. Sup hangat denganglass noodlesdan daging sapi ini disajikan dengan daun ketumbar dan daun bawang segar serta perasan jeruk nipis. Sungguh lezat!

Pho dengan daging sapi dan rempah-rempah segar. (Sumber: Foto Pribadi)

Pengaruh jajahan Prancis juga membuat orang-orang Vietnam suka sekali roti, favorit saya adalahbanh miyaitubaguette sandwichdengan isian daging, acar sayuran, dan rempah segar.

Bahn mi isi tuna. (Sumber: Foto Pribadi)

Jika kamu belum kenyang sebelum makan nasi, jangan khawatir, karena ada banyak pilihan seperticom ga,yaitu nasi dengan ayam, salah satu menu khas Hoi An. Mirip dengan nasi ayam Hainan di Singapura, namun dengan nasi berwarna kuning karena dimasak dengan bungasaffrondan beraneka macam saus pelengkap.

Tips backpacking di Vietnam

Sedikit tips tambahan untuk kamu yang mau atau sedang merencanakan liburan ke Vietnam:

Menginap di hostel

Harga per malam untuk hotel di Vietnam, terutama di kota-kota besarnya, tidak jauh berbeda dengan hotel di Jakarta. Jadi untuk menghemat bujet, menginaplah di hostel! Di wilayah yang ramai turis, kamu bisa menemukan banyak hostel dengan fasilitas yang cukup nyaman dan harga yang ramah di kantong, sekitar Rp100.000 sampai Rp200.000 per malam. Selain itu, di hostel kamu juga bisa bertemu sesama backpackers dan berbagi info tentang perjalanan kalian. Lumayan kan, bisa hemat dan tambah teman?

Tukar uang secukupnya

Salah satu teman menyarankan saya untuk menukar semua uang Rupiah ke US Dollar (USD) terlebih dahulu di Indonesia karena di sini jarang ditemukan tempat yang menerima penukaran Vietnamese Dong (VND). Ketika tiba di Hanoi, saya tukarkan uang secukupnya ke VND karena umumnya nilai tukar di bandara lebih tinggi dibandingkan di bank atau tempat penukaran di pusat kota. Barulah di hari berikutnya saya pergi ke bank untuk mendapatkan nilai tukar yang lebih kompetitif.

Simpan uang secara hati-hati

Salah satu backpacker yang saya temui selama perjalanan memperingatkan saya dan teman-teman tentang banyaknya kasus pencopetan yang terjadi di Vietnam. Karena itu, saya sarankan agar tidak membawa uang berlebihan, menggunakanmoney belt, dan menyimpan uang di beberapa tempat terpisah, semisal sebagian di dompet dan sebagian lagi diselipkan di kaos kaki.

Setelah dua minggu berkeliling, saya bisa pastikan bahwa negara ini wajib masuk ke dalambucket listkamu. Selain terjangkau, banyak hal-hal baru juga yang bisa kamu alami di sini. Tunggu apa lagi? Yuk, mulai wujudkan resolusi travel kamu di 2017 dengan mengunjungi Vietnam!

Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan