0

Traveloka Team

26 Jan 2020 - 4 min read

5 Kegiatan Liburan Terbaik di Tana Toraja, Destinasi Eksotis di Sulawesi Selatan

Bukan tanpa sebab pemerintah mengajukan Tana Toraja menjadi situs warisan dunia UNESCO. Tana Toraja dinilai memiliki kebudayaan kuno yang masih lestari, sebut saja rumah adat yang biasa disebut dengantongkonan,upacara pemakaman tradisional alias Rambu Solo, juga makam gantung yang ada di Londa.

Kekayaan budaya ini didukung pula dengan alam yang memukau. Diberkahi dengan tanah subur berbukit-bukit, hamparan hijau bisa kamu lihat sejauh mata memandang.Bila berencana berlibur ke Tana Toraja, kamu perlu tahu kegiatan apa saja yang wajiib dilakukan di sana agar wisatamu maksimal. Berikut ini kami rangkumkan lima yang terbaik:

1. Hadiri Rambu Solo, upacara pemakaman termahal di dunia

Keluarga jenazah sedang melakukan tarian Ma’badong, tarian duka cita wajib dalam Rambu Solo. (Sumber: Shutterstock)

Sulit menemukan upacara pemakaman semegah Rambu Solo di sudut lain dunia ini. Menghadiri upacara pemakaman ini, kamu akan menyaksikan bahwa masyarakat setempat rela menguras kantong demi melepas kepergian anggota keluarga dengan upacara perpisahan terbaik.

Terdapat tiga tingkatan penyelenggaraan Rambu Solo yang diatur berdasarkan kemampuan ekonomi keluarga, mulai dari To di Silli’ yang hanya membekali jenazah dengan telur ayam, sampai yang paling mahal yaitu To di Rapai’ yang berlangsung lebih dari tujuh malam dan mengorbankan puluhan hingga ratusan ekor kerbau serta babi.

Selama acara berlangsung, keluarga akan mengenakan pakaian serba hitam dan menyambut tamu dengan buah sirih, tembakau, juga permen. Di sini, kamu bisa menyaksikan berbagai tarian khas Tana Toraja dan adu kerbau juga babi sampai ke penyembelihannya. Puncak dari acara ini adalah jenazah yang diarak keliling kampung sebelum akhirnya dimakamkan di atas tebing.

2. Uji nyali dengan mengunjungi Londa, makam di atas tebing

Tebing menyerupai rumah berjendela dengan banyak tau-tau di luarnya. (Sumber: Shutterstock)

Tak hanya upacara yang megah dan berbiaya mahal, tempat pemakaman di Tana Toraja ini juga terbilang unik karena beradadi dalam gua pada dinding tebing.Gua pemakaman ini disebut dengan Londa dan dijadikan salah satu tempat wisata andalan. Jika kamu punya nyali yang besar, mengunjungi Londa adalah sebuah keharusan.

Londa terletak di Desa Sandan Uai, Kecamatan Sanggalangi, atau sekitar 7 km dari pusat kota Rantepao. Memasuki kawasan Londa, kamu bisa merasakan suasana mistis yang berbeda.Dinding tebing dilubangi serupa jendela dan menjadi tempat meletakkantau-tau, patung kayu yang dibuat semirip mungkin dengan jenazah yang dimakamkan di Londa.

Nyalimu akan makin diuji saat memasuki gua karena suasana mistis yang terasa lebih nyata. Di dalamnya, terdapat ratusan peti mati dengan berbagai kondisi, mulai dari yang masih utuh sampai yang sudah hancur dengan tulang belulang berserakan. Peti yang hancur ini merupakan peti yang sebelumnya digantung dan terjatuh karena termakan usia.

Status sosial jenazah dalam masyarakat semasa hidup mempengaruhi ketinggian makamnya. Semakin tinggi status sosial seseorang, semakin tinggi peti matinya digantungkan dan semakin banyak pula benda berharga yang ‘dibawa’. Posisi peti yang lebih tinggi ini bisa sekaligus melindungi barang-barang ‘bawaan’ jenazah dari gangguan orang jahil.

Baca jugaKapan Waktu Terbaik Beli Tiket Pesawat untuk Libur Akhir Tahun Baru?
-

3. Mengagumi keindahan alam dan budaya di desa adat Kete Kesu

Tongkonan berjajar dengan latar perbukitan hijau. (Sumber: Shutterstock)

Desa Adat Kete Kesu merupakan salah satu perkampungan tertua di Toraja. Kete Kesu masuk dalam 10 kampung adat Tana Toraja yang diajukansebagai warisan dunia UNESCO olehpemerintah Indonesia. Sebagai salah satu kampung adat terpilih, Kete Kesu memiliki hal-hal yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat sepertitongkonan(rumah adat),alang(lumbung padi),rante(areal upacara adat), areal pemakaman, juga sawah untuk berladang.

Yang menarik, semuatongkonandi sini menghadap ke utara. Ini karena masyarakat percaya bahwa nenek moyang mereka berasal dari utara dan nantinya mereka akan kembali ke utara. Di dinding depantongkonanterdapat tanduk kerbau yang disusun memanjang dari atas ke bawah. Semakin banyak tanduk kerbau,makasemakin tinggi status sosial pemilik rumah. Tanduk kerbau ini merupakan tanduk dari kerbau-kerbau yang disembelih saat Rambu Solo.

4. Menyambutsunriseterindah di Batutumonga

Jika melewatkan momen matahari terbit, kamu masih bisa menikmati pemandangan cantik ini. (Sumber: Shutterstock)

Jika Jawa memiliki Dataran Tinggi Dieng sebagai Negeri di Atas Awan, Tana Toraja punya Batutumonga. Terletak di lereng Gunung Sesean, Batutumonga menjadi tempat terbaik untuk menyaksikan keindahan Tana Toraja dari ketinggian. Dari sini, kamu bisa melihat hamparan persawahan milik masyarakat dan kerlip lampu kota Rantepao pada malam hari.

Yang tidak boleh kamu lewatkan ketika berada di Batutumonga adalah pemandangan matahari terbitnya yang tiada dua. Momen matahari terbit ini adalah saat-saat yang paling dinanti wisatawan karena warna jingga yang menerobos celah awan-awan tipis akan menjadi pemandangan cantik tak terlupa.

Agar tidak melewatkan pemandangan ini, sebaiknya kamu sudah bersiap sejak subuh. Jika masih merasakan kantuk, lengkapi saja perburuansunriseini dengan segelas kopi Toraja panas yang nikmat.

5. Menakar harga seekor kerbau di Pasar Tradisional Bolu

Pasar Tradisional Bolu menjadi salah satu pasar dengan nilai transaksi tertinggi di Indonesia. (Sumber:Arian Zwegers/Flickr)

Meski tak ada kesan mewah sedikit pun dari tampilan pasarnya, tapi transaksi yang terjadi di Pasar Tradisional Bolu bisa mencapai miliaran rupiah. Bagaimana bisa? Pasar yang dibuka setiap enam hari sekali ini menjadi tempat masyarakat membeli kerbau dan babi untuk keperluan Rambu Solo dan upacara keagamaan lain.

Harga kerbau sangat beragam tergantung pada jenisnya. Untuk kerbau belang dan albino yang merupakan kerbau terbaik dalam Rambu Solo, harganya bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta per ekornya. Harga kerbau juga ditentukan oleh beberapa hal lain seperti postur tubuh dan bentuk tanduk.

Selain kerbau dan babi, Pasar Tradisional ini juga menyediakan benda kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Wisatawan juga bisa menemukan barang-barang yang cocok dijadikan oleh-oleh seperti kopi Toraja dan kerajinan tangan khas Tana Toraja.

Makin tak sabar mengunjungi Tana Toraja? Saat terbaik untuk berkunjung adalah selama bulan Maret – Oktober karena kecil kemungkinan turun hujan. Dengan begitu, kamu bisa menjelajahi Tana Toraja dengan maksimal.Penerbangandanakomodasipun tak perlu kamu risaukan karena Traveloka menyediakan pilihan terlengkap khusus buatmu.

Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan