0

Traveloka Team

10 Jan 2020 - 5 min read

5 Masjid Tertua di Palembang Ini Punya Kisah Sejarah Menarik

Selain dikenal dengan pempeknya, Palembang juga memiliki banyak tempat bersejarah yang bisa kamu jadikan destinasi wisata. Tak sekadar museum, Bumi Sriwijaya juga menawarkan banyak bangunan bersejarah seperti masjid legendaris. Keberadaannya sejak zaman penjajahan tentu akan menambah nilai sejarah tempat ibadah umat muslim ini.

Lalu, masjid tertua di Palembang mana yang patut dikunjungi? Berikut Traveloka telah merangkum beberapa fakta menarik agar kamu semakin penasaran. Simak ulasannya berikut ini!

1) Masjid Agung Palembang

Photo Credit:id.wikipedia.org

Berada di kompleks seluas 15.400 meter persegi, Masjid Agung Palembang ini dikenal sebagai masjid terbesar di Palembang. Statusnya bahkan sudah menjadi salah satu masjid nasional berdasarkan keputusan Menteri Agama Republik Indonesia MA/233/2003. Tak hanya itu, masjid ini juga telah menjadi salah satu bangunan cagar budaya yang dilindungi pemerintah sejak 2009.

Hal tersebut tidak mengejutkan mengingat sejarah yang melatarbelakangi berdirinya Masjid Agung. Konon, sebuah masjid terbakar saat peperangan pada 1659 M. Kemudian pada 1738 M, Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo membangun kembali masjid tersebut di lokasi yang sama, yakni di kawasan 19 Ilir. Itulah alasan masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I.

Pembangunan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama hingga akhirnya diresmikan kembali tahun 1748 M. Saat itu, masjid tersebut hanya memiliki luas 1.080 meter persegi dengan daya tampung hingga 1.200 orang jemaah. Namun, berbagai renovasi terus dilakukan untuk memperluas dan memperindah bangunan masjid mengingat jumlah jemaah yang terus bertambah.

Salah satu renovasi terbesar dilakukan oleh Gubernur Laksamana Muda Haji Rosihan Arsyad pada 1999. Selain memperbaiki bagian rusak, beliau juga menambah tiga bangunan baru yakni bangunan di bagian selatan, utara, dan timur. Kubah masjid pun turut mengalami perbaikan di beberapa sisinya.

Daya tarik lain yang membuat masjid tertua di Palembang ini begitu terkenal adalah karena arsitekturnya. Setidaknya ada tiga kebudayaan yang melekat pada arsitektur bangunan masjid, yaitu Indonesia, Tiongkok, dan Eropa. Bagian atap masjid misalnya, mengusung budaya khas Tiongkok karena bentuknya yang menyerupai kelenteng.

Namun, jika melihat pintu utama masjid, terasa sekali adanya pengaruh kebudayaan Eropa. Berbeda lagi pada menara masjid yang berbentuk kerucut dan akan mengingatkan kamu dengan tumpeng. Dalam kebudayaan Indonesia sendiri, tumpeng memiliki makna yang menghubungkan manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia dengan sesama manusia. Tertarik melihat kemegahannya?

2) Masjid Sultan Agung

Photo Credit:sriwijayaradio.com

Dibangun pada 1950, Masjid Sultan Agung dikenal sebagai masjid tertua kelima di Palembang. Masjid yang berdiri di lahan seluas kurang lebih 1.500 meter persegi ini dibangun oleh sesepuh Ki Abunawar dan warga setempat dengan menggunakan dana swadaya.

Di area masjid terdapat makam dari Sultan Agung Komarudin Sri Teruno, yakni sultan Palembang yang sempat menjabat pada tahun 1714–1724 M. Kondisi makamnya pun cukup rapi dan bersih karena pengurus rutin melakukan perawatan. Pasalnya, pengunjung masjid cukup banyak baik dari kalangan warga Palembang, maupun wisatawan luar daerah dan luar negeri.

Selain daya tarik tersebut, Masjid Sultan Agung juga cukup sering menyelenggarakan berbagai aktivitas keagamaan seperti pengajian rutin, dakwah Islam atau tablig akbar, salat berjemaah, berbagai acarahari besar Islam, hingga mendirikan pusat kegiatan belajar masyarakat, TPA, dan madrasah. Jika tertarik mengunjungi, kamu bisa langsung datang ke Jalan Sultan Agung, 1 Ilir, Ilir Tim. II.

3)Masjid Suro

Photo Credit:@potretpalembang(Instagram)

Di Kelurahan 30 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II, kamu bisa menemukan masjid tertua di Palembang lainnya yaitu Masjid Suro atau yang kini dikenal dengan nama Masjid Besar Al-Mahmudiyah. Meski usianya sudah lebih dari satu abad, Masjid Suro masih memiliki bangunan yang kokoh.

Masjid ini pertama kali didirikan pada 1889 M oleh KH Abdurrahman Delamat dan baru selesai pada 1891 M. Selain untuk melaksanakan ibadah, saat itu Masjid Suro juga digunakan sebagai lembaga pendidikan karena masyarakat memiliki minat yang cukup besar untuk mendalami agama. Melihat hal tersebut, penjajah Belanda pun khawatir jika kegiatan keagamaan berkembang menjadi upaya perlawanan.

Akhirnya, pemerintah belanda menghentikan aktivitas tersebut. Meski begitu, Kiai Delamat tetap bersikukuh menyampaikan dakwahnya untuk masyarakat setempat. Hal tersebut membuat Kiai Delamat diperintahkan untuk meninggalkan Kota Palembang karena dianggap membahayakan pemerintah belanda.

Kiai Delamat pun pindah ke Dusun Sarika dan menetap di sana hingga ia wafat. Makamnya sendiri bisa kamu kunjungi di area Masjid Suro. Sejak ditinggalkan Kiai Delamat, kegiatan di Masjid Suro pun berkurang drastis hingga terjadi pembongkaran oleh pemerintah Belanda. Hal tersebut juga diikuti dengan larangan aktivitas ibadah di sana.

Setelah kejadian tersebut, Masjid Suro kembali berfungsi saat kepengurusan diserahkan kepada Kiai Khotib. Setelah beliau meninggal pada 1919 M, para pemuka agama dan masyarakat setempat pun membentuk kepengurusan baru. Sejak 1920, Masjid Suro akhirnya mulai kembali didirikan sedikit demi sedikit.

Demi mempertahankan sejarahnya, tiang penyangga masjid bermaterial kayu berbentuk bulat tinggi tidak diubah. Selain tiang penyangga, komponen lain yang juga sudah berusia cukup tua dan menjadi saksi sejarah Masjid Suro adalah kolam tempat berwudhu, beduk, mimbar, dan makam Kiai Delamat.

4) Masjid Lawang Kidul

Photo Credit:@davidchalik(Instagram)

Masjid di Palembang selanjutnya yang memegang peran penting dalam perkembangan Islam di Indonesia adalah Masjid Lawang Kidul. Pada masa Kesultanan Palembang Darussalam, masjid yang terletak di Lawang Kidul, Ilir Timur III ini menjadi pintu selatan berkembangnya agama Islam. Bahkan, Masjid Lawang Kidul juga dijadikan sebagai markas para pejuang setempat saat menghadapi Belanda.

Masyarakat setempat juga menganggap Masjid Lawang Kidul sebagai kebanggaan tersendiri karena bangunan masjid yang sebagian besar masih terjaga keasliannya. Jika datang ke sini, kamu bahkan bisa melihat satu unit mimbar yang masih kokoh seperti kondisi saat pertama berdiri pada 1890. Mimbar ini terbuat dari kayu dengan aksen desain bunga yang kental dengan budaya Melayu.

Setidaknya ada beberapa hal yang membuat Masjid Lawang Kidul begitu spesial dan mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat setempat. Salah satunya, menara masjid berupa tiga undakan dan atapnya yang melebar dengan desain arsitektur khas Tiongkok. Setidaknya, 99% bagiannya belum ada yang diganti. Hanya saja, pernah dilakukan penambahan keramik di bagian utama lantai.

Dengan berbagai kisah sejarah dan arsitektur khasnya tersebut, tidak mengherankan jika Masjid Lawang Kidul menjadi salah satu destinasi wisata religi yang cukup populer di Palembang. Pengunjungnya bahkan tak hanya datang dari Indonesia, tetapi juga turis dari negara-negara Islam di dunia seperti Arab Saudi, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Apakah kamu juga tertarik mengunjunginya?

5) Masjid Ki Marogan

Photo Credit:mapio.net

Satu lagi masjid di Palembang yang perlu masuk daftar wisata religi kamu adalah Masjid Ki Marogan. Lokasinya berada di Jalan Kiai Marogan, Kelurahan I Ulu, Kertapati. Ki Marogan sendiri adalah seorang kiai yang terkenal di kalangan masyarakat Palembang. Beliau pulalah yang berperan besar dalam sejarah berdirinya masjid ini.

Pada 1871 M, Ki Marogan membangun masjid di titik pertemuan antara Sungai Ogan dan Sungai Musi. Awalnya, masjid ini diberi nama Masjid Jami Kiai Abdul Hamid bin Mahmud. Lama-kelamaan, masyarakat setempat lebih sering menyebutnya dengan Masjid Kiai Muara Ogan. Seiring berjalannya waktu, penyebutan Muara Ogan tersebut berubah menjadi Marogan.

Setelah pembangunan masjid selesai, berbagai kegiatan keagamaan puncukup sering dilakukan, khususnya untuk salat dan belajar mengaji bagi masyarakat di sekitar Kertapati. Semakin lama, murid Ki Marogan pun semakin banyak, salah satunya adalah Kiai Kemas Haji Abdurrahman Delamat atau Kiai Delamat, yang juga merupakan pendiri Masjid Suro.

Mengingat jumlah jemaah yang terus bertambah, Masjid Ki Marogan pun beberapa kali mengalami renovasi. Pada tahun 1950 misalnya, renovasi dilakukan untuk mengganti mustaka atau limas teratas yang berbentuk segi empat menjadi kubah bulat dengan material seng. Begitu pula bagian depan bangunan yang dicor dengan beton.

Renovasi besar-besaran juga dilakukan pada tahun 1989. Kubah bulat tersebut diubah kembali menjadi bentuk limas dan menambah tinggi plafon masjid. Tak ketinggalan, bagian lantai yang diganti menggunakan keramik dan pemasangan pintu jendela yang baru. Hingga saat ini, Masjid Ki Marogan pun belum pernah mengalami renovasi lagi.

Meski rutin tergolong rutin mengalami renovasi, siapa sangka jika Masjid Ki Marogan pernah beberapa kali mengalami percobaan penggusuran? Hal tersebut disebabkan oleh lokasinya yang cukup strategis. Pada tahun 1911 misalnya, perusahaan kereta api Zuit Spoor Sumatera (ZSS) milik pemerintah Belanda pernah melakukan perluasan stasiun. Alhasil, sebagian tanah milik Ki Marogan pun diambil.

Begitu pun saat dilakukan pendalaman Sungai Musi pada masa pendudukan Jepang, di mana tanah Masjid Ki Marogan kembali harus dikorbankan. Tak ketinggalan, pada masa pengambilan bahan batu bara di Kompleks TABA Kertapati yang membuat tanah Masjid Ki Marogan pun mengalami erosi selama tahun 1943–1980. Namun, akhirnya Presiden Soeharto memberikan sumbangan sekitar Rp10 juta untuk mengatasi masalah tersebut.

Pada 31 Oktober 1901, Ki Marogan meninggal dunia dan dimakamkan tepat di samping Masjid Ki Marogan. Makamnya sendiri menjadi salah satu peninggalan sejarah di Palembang. Ada cukup banyak peziarah yang datang ke sini setiap harinya. Tak hanya dari Palembang, tetapi juga kota-kota lain seperti Lampung, Bengkulu, Jambi, dan Jawa.

***

Itulah 5 masjid tertua di Palembang yang menyimpan kisah sejarah menarik. Jika ingin mengetahui lebih banyak tentang kisahnya, kamu bisa langsung menjadwalkan liburan ke Palembang dan mengunjungi kelima masjid tersebut. Pastikan kamu mengenakan pakaian yang sopan saat berkunjung ke sana, ya!

Baca juga5 Cara Ini Membantu Kamu Agar Tetap Sehat Selama Berpuasa
-
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan